Sempat di Singgahi Jokowi, SDN Cikarang 1 Cilamaya Wetan Minim Sentuhan Infrastruktur

Presiden RI Joko Widodo bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman kunjungan kerja ke Desa Cikarang Kecamatan Cilamaya Wetan pada 27 September 2015 lalu. Selain monitoring panen raya, Presiden yang juga di dampingi Bupati Karawang dr Cellica Nurchadians itu, menjadikan komplek halaman SDN Cikarang 1 kala itu sebagai tempat dialog sesaat sebelum Jokowi bertandang ke Desa Pulokalapa. Foto : Pagar Bambu Puluhan Meter Jadi Benteng Bagi Sekolah di Pinggiran Jalur Syekh Quro di SDN Cikarang 1 Sekolah yang sejak dulu tanpa pagar permanen sepanjang 100 meteran tersebut, memudahkan tamu negara dan pejabat daerah memasuki arena pertemuan.  Sayangnya, sekolah yang sempat disinggahi orang Nomor Wahid di Indonesia itu, kini menuai banyak keluhan dari sejumlah Komite lantaran pagar yang tak kunjung di realisasikan permanen, lapangan olahraga becek tanpa implasemen, gedung perpustakaan yang terancam ambruk bahkan hingga kekurangan Ruang Kelas Baru (RKB) nampak di sekolah pinggiran jalan Syekh Quro Karasak - Lemahabang tersebut. "Walaupun pernah di singgahi oleh Pak Jokowi dan Teh Celli, akan tetapi belum ada perhatian khusus untuk masalah pembangunan sarana dan prasana sekolah, misalnya pagar masih bambu, itu pun hasil swadaya orang tua wali murid, kondisi perpustakaan yang plafon nya hampir roboh sehingga tidak bisa di pakai seperti seharusnya, halaman sekolah yang masih becek ketika hujan dan membutuhkan plur, hingga kekurangan ruang kelas. Jelas kondisi ini, dikeluhkan para orangtua, karena tidak seperti sekolah SD Negeri lainnya yang sudah mendapatkan pembangunan pagar dan sarana lainnya yang lebih baik, padahal SDN Cikarang 1 ini sebagai Pintu Gerbang Etalase Kecamatan Cilamaya Wetan dan berada di depan Jalan Utama, " Kata Orangtua/wali murid SDN Cikarang 1 H Nanang Sugiharto, Selasa (23/8/2022). Foto : Pagar Bambu Puluhan Meter Jadi Benteng Bagi Sekolah di Pinggiran Jalur Syekh Quro di SDN Cikarang 1 Kepala SDN Cikarang 1, Sutiyo S.pd mengatakan, sekolahan yang berdiri tahun 1979 dengan luas lahan 366 meter persegi ini, kondisinya memang banyak keluhan dari orangtua/wali murid. Pihak sekolah, sudah berupaya sejak kepsek sebelumny sampai dirinya untuk mengajukan berbagai pembangunan, salah satunya pemagaran, bahkan, ada oknum yang sempat mengiming-imingi juga di tahun 2018, dimana uang sudah masuk, tapi realisasi tidak ada. "Adapun infrastruktur yang sudah sering kami ajukan adalah pertama ruang kelas baru dimana sekolahnya kekurangan satu rombongan belajar, kemudian rehabilitasi yang alhamdulilah dapat 3 unit kelas. Ketiga, pemagaran dan plur halaman yang sampai sekarang belum ada realisasinya, semoga kedepan bisa ada kabar baik, " Ungkapnya. (Rd)
http://dlvr.it/SX4xw1